Berapa banyak hubungan cinta yang harus kandas karena sikap yang tidak
perlu? Bayangkan Anda harus kehilangan orang yang berharga untuk Anda
hanya karena tak bisa menahan beberapa sifat ini.
Si mata-mata
Biasanya
sikap ini muncul dari sifat selalu ingin tahu dan tidak percaya pada
pasangan. Memeriksa ponsel pasangan yang tergeletak, membuka akun media
sosialnya, memeriksa email, sampai menguntitnya dari jauh saat ia pergi
dengan temannya. Percayalah, sifat ini sangat menganggu dan bisa membuat
pasangan Anda frustrasi.
Ia selalu merasa tidak dipercaya dan
Anda pun selalu merasa ia menyimpan rahasia. Hasilnya selalu timbul rasa
curiga yang berakhir pada konflik dan pertengkaran. Anda sendiri tentu
juga tak suka jika ponsel Anda diperiksa secara diam-diam.
Sifat
seperti ini tak ada gunanya dipelihara. Mungkin Anda sudah bosan
mendengar kalau hubungan yang baik dimulai dari kepercayaan dan
komunikasi yang baik. Tapi memang itulah kenyataannya. Tidakkah Anda
lelah selalu curiga dan selalu merasa tidak aman dengan hubungan Anda?
Minta
pasangan Anda untuk bersikap terbuka, mengenalkan Anda dengan
lingkungan temannya, dan selalu membiasakan diri untuk bertukar cerita.
Mungkin selama ini pasangan Anda ingin bersikap terbuka tapi justru
takut melakukan hal tersebut karena akan membuat Anda marah atau curiga.
Jadi apakah Anda ingin menjadi pribadi yang percaya pada pasangan atau
lebih memilih pasangan menyembunyikan detail kecil kehidupannya demi
menghindari konflik?
Ratu drama
Ratu drama
masa kini senang mengumbar pasang-surut hubungan cintanya di media
sosial. Bertengkar, mesra, curiga, marah, tak sulit untuk mengetahui
emosinya lewat status BlackBerry Messenger, Twitter, atau Facebook.
Teman jejaring sosial Anda seakan ikut menonton sinetron kehidupan Anda
sehari-hari. Pasangan pun risih karena dapur hubungan terbuka ke
mana-mana.
Mungkin Anda wanita yang perlu meluapkan emosi atau
perasaan Anda ke suatu hal. Tapi bukan berarti semua orang harus
mengetahuinya. Karena itu, usahakan selalu menuntaskan konflik dengan
pasangan saat bertengkar. Tak perlu lari dari masalah atau menyisakan
pertengkaran dengan mengunci mulut. Pasangan Anda bukan pembaca pikiran.
Dengan
menyebar masalah pribadi Anda ke tempat umum bukan hanya pasangan Anda
yang akan dinilai oleh banyak orang, tapi juga Anda sendiri. Lakukan
sesuatu yang bermanfaat jika ingin meluapkan emosi atau menenangkan
diri. Pergi berolahraga, relaksasi di salon, atau mengerjakan hobi bisa
jadi pelarian yang baik jika akan menenangkan diri. Lagipula menumpahkan
emosi dan rahasia hubungan Anda di media sosial tak akan membawa
manfaat dan solusi apa-apa kecuali cap “drama queen” pada diri Anda.
'Keibuan'
Bersikap
keibuan yang penuh kasih sayang dan penyayang tentu menyenangkan. Tapi
jika Anda berubah menjadi ibunya tentu membuat pasangan Anda risih.
Terlalu mengatur, cerewet tentang hal-hal kecil, dan berhenti menjadi
kekasih yang menyenangkan.
Sikap ini muncul dari sifat ingin
melindungi dan membuat kekasih Anda lebih baik. Namun hasilnya membuat
pasangan Anda merasa terkekang dan frustrasi. Masing-masing pribadi
mempunyai caranya masing-masing untuk merasa nyaman. Anda memilih dia
dengan mengetahui beberapa kondisi yang sudah diketahui. Memulai
hubungan dengan obsesi ingin mengubahnya menjadi orang yang lebih baik
bisa jadi malah tak akan sesuai harapan. Anda juga bukan pribadi yang
sempurna.
Lakukan motivasi-motivasi tidak langsung seperti
memberi contoh untuk memicu perilaku yang baik. Perasaan dipaksa untuk
berubah malah menimbulkan sifat memberontak dalam diri kekasih.
Hasilnya, Anda berdua sama-sama tidak bahagia. Jika memang Anda
menginginkan perubahan drastis dari kekasih seperti memotong rambut
panjangnya, membuatnya berhenti dari klub motor, atau hal-hal sejenis,
sebaiknya hal tersebut sudah dikomunikasikan sebelum Anda memulai
komitmen.
Ketahui pandangannya dan temukan apakah hal tersebut
merupakan sesuatu yang prinsip atau bisa diubah. Misi utama Anda memulai
hubungan bukannya menjadi agen make-over tapi menjadi pasangan yang
saling percaya dan mendukung.
Tukang hitung
Membandingkan
sana-sini atau menghitung-hitung kebaikan dengan kekasih juga merupakan
sifat yang menganggu. Sikap hitung-hitungan dimulai dari sifat yang
selalu ingin menuntut lebih. Anda sering mempersoalkan berapa kali dia
membatalkan janji demi keluarganya padahal Anda juga sering berkorban
waktu untuk si dia. "Kamu sudah tiga kali membatalkan janji, sedangkan
aku lebih sering mengorbankan waktu untuk kamu."
Tak ada gunanya
menghitung-hitung kebaikan yang Anda lakukan vs kebaikan yang dia
lakukan. Hubungan seharusnya didasari dengan sikap tanpa selalu menuntut
balas budi. Memelihara sikap ini akan membuat Anda menjadi wanita yang
senang menuntut. Sikap hobi menuntut tersebut sangat tidak disukai oleh
pria. Tak perlu melakukan pengorbanan atau usaha lebih untuk si dia jika
di dalam hati Anda mengharapkan imbalan yang sama. Lakukanlah hal yang
baik pada pasangan dengan niat yang tulus.
Membanding-bandingkan
hubungan dengan pasangan lain juga merupakan sikap yang merusak. Setiap
hubungan tentu berbeda satu sama lain. Sikap ini muncul karena sifat
tidak mau kalah atau senang bersaing yang ada dalam diri Anda. Jika
teman Anda dan pasangannya melakukan hal A, Anda dan kekasih harus
minimal melakukan hal yang sama atau lebih baik.
Jika pasangan
sahabat Anda membelikan bunga, Anda berharap kekasih Anda juga akan
melakukannya walau ia bukan tipe romantis. Hubungan ini akan sangat
melelahkan dan dipenuhi ketidakpuasan. Fokuslah pada hal-hal tersebut
membuat Anda melupakan hal-hal unik yang merupakan nilai lebih dari
hubungan Anda. Tak ada individu yang serupa, karena itu tak ada gunanya
menyamakan hubungan Anda dengan orang lain. Sebaiknya, fokuslah untuk
membuat hubungan Anda sendiri lebih menyenangkan tanpa sibuk tengok
kanan-kiri terhadap hubungan orang lain.
sumber : yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar