ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA AKTIVITAS DAN MAAASALAH YG TIMBUL DALAM PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS DAN ISU TERKAIT
Menurut
kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah satu
maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan
kelompok”. Makna kedua menurut kamus – lebih penting – etika adalah
“kajian moralitas”. Tapi meskipun etika berkaitan dengan moralitas,
namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam
penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu
sendiri, sedangkan moralitas merupakan subjek.
Hakekat standar moral :
- Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
- Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.
- Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
- Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
- Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Standar moral, dengan demikian, merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak, dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan emosi dan kosa kata tertentu.
www.anneahira.com/artikel-umum/etika-bisnis.htm
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM SUATU BISNIS
TANGGUNG jawab sosial perusahaan atau CSR
(corporate social responsibility) kini jadi frasa yang semakin populer
dan marak diterapkan perusahaan di berbagai belahan dunia. Menguatnya
terpaan prinsip good corporate governance seperti fairness,
transparency, accountability, dan responsibility telah mendorong CSR
semakin menyentuh “jantung hati” dunia bisnis.
Pengertian
CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen
tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial,
tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan
dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving,
corporate philanthropy, corporate community relations, dan community
development.
Ditinjau
dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau
pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity,
corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community
relations bernapaskan tebar pesona, community development lebih
bernuansa pemberdayaan.
(http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=303)
TUGAS 3
AKTIVITAS DAN MASALAH PERUSAHAAN
Setiap karyawan di perusahaan seharusnya terikat pada organisasi secara
kuat. Artinya mulai dari pemahaman luas tentang visi dan misi perusahaan juga
memiliki kedisiplinan kerja yang tinggi. Dengan demikian ketika perusahaan
sedang bermasalah misalnya kinerja beberapa bulan terakhir menurun maka
seharusnya karyawan ikut berupaya untuk mendongkrak kinerja organisasi. Apalagi
kalau asal muasal timbulnya masalah dari sumber internal perusahaan termasuk masalah
kedisiplinan, semangat atau motivasi dan ketrampilan kinerja karyawan. Apa yang
harus dilakukan karyawan?
Katakanlah manajer telah berupaya
melakukan pendekatan peningkatan motivasi dengan membangun hubungan kerja yang harmonis,
mengevaluasi manajemen kompensasi, dan pelatihan dan pengembangan. Namun dari
sisi lain proses tersebut tidak serta merta akan cepat meningkatkan
kedisiplinan dan kinerja karyawan. Karena itu dengan berpikir bahwa kemajuan
perusahaan adalah berarti kemajuan untuk semua maka karyawan pun harus pula
mengoreksi diri. Tidak mungkin upaya peningkatan kinerja hanya datang dari
upaya perusahaan saja. Karyawan harus segera mengevaluasi diri tentang
kedisiplinan, ketrampilan dasar bekerja, efisiensi waktu kerja, dan citra
dirinya. Hal ini penting misalnya ketika perusahaan sedang dan akan menghadapi
persaingan bisnis yang tak mudah dielakan.
Kedisilpinan karyawan merupakan unsur
utama dalam mencapai keberhasilan atau kinerja perusahaan. Membangun kedisiplinan
tidak cukup dilakukan oleh perusahaan saja. Justru yang paling efektif adalah
dilakukan sendiri oleh karyawan secara sadar. Disiplin tinggi akan
menguntungkan karyawan. Sebab dari sini karyawan akan memeroleh kepercayaan
diri yang semakin tinggi untuk bekerja dengan lebih baik. Selain itu tentunya
akan merupakan perhatian yang lebih khusus lagi bagi manajer dalam memberikan
penghargaan, apakah berbentuk kompensasi finansial ataukah non-finansial.
(http://ronawajah.wordpress.com/2011/01/18/bagian-dari-masalah-atau-solusi/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar